Tag doa tenaga dalam islam. Amalan; Hikmah; Bacaan Ilmu Tenaga Dalam, Cara Mengeluarkannya Untuk Perlindungan Diri. AdminWalisembilan Oktober 7, 2017.
Perasaan disakiti oleh orang lain benar-benar membuatkan kita menjadi lemah. Ada orang yang dianiaya dalam pekerjaannya, ada pula yang difitnah dengan cerita ciptaan orang lain terhadap diri mereka. Mama pernah dianiaya? Atau mungkin Mama ada pengalaman difitnah? Bagaimana keadaan Mama ketika itu? Semestinya sedih, marah dan kecewa bukan. Ketahuilah siapa pun diri Mama dan apa pun keadaan Mama saat itu, tuhan kita, Allah maha adil atas segala sesuatu. Al-Adl ialah salah satu dari 99 nama Allah yang bermaksud Maha Adil. Di samping itu, Allah juga melarang keras hambanya berbuat zalim kepada orang lain samada mereka beragama Islam atau seorang kafir. Firman Allah; أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ “Ingatlah, laknat Allah ditimpakan atas orang-orang yang zalim” Surah Hud 18 Manakala baginda Nabi SAW ada bersabda; المسلم أخو المسلم، لا يظلمه، ولا يسلمه “Seorang Muslim itu adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh menelantarkannya” HR Muslim Doa Orang Teraniaya Dimakbulkan Allah Bagaimanakah Allah melayani doa-doa orang teraniaya? Yang pertama Mama perlu tetapkan dalam hati ialah bersangka baik dengan Allah. Allah tidak mendatangkan sesuatu kepada kita dengan sia-sia. Boleh jadi kejadian tersebut sebagai cara Allah menaikan darjat seseorang. Boleh jadi juga ianya sebagai penebusan dosa atas kesalahan kita yang lampau. Lalu Allah datangkan ujian agar kita kembali ingat kepadaNya. Ketahuilah bahawa rintihan doa orang yang teraniaya adalah antara yang dimakbulkan Allah. Dari Abu Hurairah beliau berkata; Rasulullah SAW bersabda “Ada tiga jenis doa yang akan dikabulkan yang tidak ada keraguan padanya; doa orang yang dizalimi, doa musafir, dan doa orang tua untuk anaknya” HR Tirmizi Oleh itu, bacakanlah doa-doa ini ketika dizalimi orang lain. Doa Ketika Teraniaya Kredit gambar Freepik رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ Robbanaa Afrigh Alainaa Shobron wa Tsabbit Aqdaamanaa wanshurnaa Alal Qoumil Kafirin’ Maksudnya Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Surah Al Baqarah 250 Doa Agar Tidak Dianiaya dan Diperbodohkan Kredit gambar airdone/shutterstock Daripada Ummul Mukminin Ummu Salamah, nama sebenarnya ialah Hindun binti Abu Umayyah, Huzaifah al-Makhzumiyah meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW apabila keluar dari rumahnya, baginda membaca بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ Bismillâhi tawakkaltu alallâhi, allâhumma innî aûdzu bika an adlilla au udlalla, au azilla au uzalla, au adzlima au udzlama, au ajhala au yujhala alayya’ Maksudnya “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, dari tersesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, berbuat aniaya atau dianiayakan, bertindak bodoh atau dianggap bodoh oleh orang lain atas diriku” HR Tirmidzi Doa ini Mama Siti ambil dari perkongsian Ustazah Asma` Harun di laman Facebook beliau. Kata beliau, doa ini sangat baik diamalkan sebagai perlindungan dari penganiayaan orang lain. Selain itu, doa ini juga sebagai benteng agar Allah selamatkan kita dari menjadi orang yang menganiaya orang lain. Nauzubillah, semoga dijauhkan. Doa Ketika Menghadapi Kesulitan Akibat Penganiayaan Orang Lain Kredit gambar enciktat/ Shutterstock حَسْبِيَ اللهُ لِدِيْنِيْ حَسْبِيَ اللهُ لِدُنْيَايَ حَسْبِيَ اللهُ لِمَا اَهَمَّنِيْ حَسْبِيَ اللهُ لِمَنْ بَغَاعَلَيَّ حَسْبِيَ اللهُ لِمَنْ كَادَنِيْ بِسُوْءٍ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّابِاللهِ Hasbiyallahu lidiini hasbiyallahu lidun yaaya hasbiyallahu lima ahammanii hasbiyallahu limam baghoo alayya hasbiyallahu liman kaadanii bisuuin walaa haula walaa quwwata illaa billaah’ Maksudnya Cukuplah Allah bagi agamaku, cukuplah Allah bagi duniaku, Allah mencukupi bagi apa yang menyusahkanku, Allah mencukupi bagi yang menganiaya aku, Allah mencukupi bagi yang berniat jahat kepadaku, tidak ada daya upaya dan tidak ada tenaga melainkan pertolongan Allah Doa ini ialah pengharapan kita kepada Allah ketika menghadapi kesusahan kerana perbuatan jahat orang. Kita meletakkan sepenuh keyakinan bahawasanya Allah berkuasa memberikan pertolongan kepada diri saat ini. Akhir sekali, kita mulai faham sesungguhnya tuhan tidak memandang enteng perihal perasaan manusia. Lihatlah bagaimana Allah menjanjikan doa-doa orang yang dizalimi ini akan dimustajabkan. Maka, kita sebagai umat manusia hendaklah sentiasa berjaga-jaga. Jangan sampai ada hati yang terluka dek kerana sifat zalim. Mama Siti harap kita semua sentiasa diberikan perlindungan agar tidak menjadi golongan yang menganiaya orang lain. Ayuh cuba amalkan doa pembuka rezeki pula! Tingkatkan amal ibadah lain dengan panduan dan bacaan yang betul seperti dikongsikan DI SINI. Dapatkan e-baucar istimewa apabila Mama mengundi jenama barangan bayi dan keperluan ibu hamil kegemaran Mama di Motherhood Choice Awards 2022 hari ini! Diyana Moin Penulis eklektik dan kreatif. Komited menyediakan informasi terbaik dan dipercayai.
2 Berdoa dengan Bersungguh-Sungguh. (credit: freepik) Namun untuk mendapat keutamaan doa tentunya setiap umat Islam harus berdoa dengan adab yang benar, sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Adapun salah satu adab berdoa dalam Islam yaitu harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Hal tersebut diungkapkan Rasulullah SAW dalam salah satu hadisnya.
Kumpulan Doa Islami Lengkap Latin Beserta Artinya “Doa adalah pedang’ orang-orang beriman al-dua silahul mukminin,” begitulah salah satu kaul SWT dan Rasulullah, Muhammad SAW mengajarkan kita untuk memperbanyak doa. Bahkan dalam suatu waktu, Rasulullah SAW sendiri yang langsung bangun tidur, hingga tidur lagi, dari tempat tidur, masuk toilet, selesai belajar, majelis taklim, dan hal-hal lain, semua diajarkan banyak berdoa, kita akan semakin dicintai oleh Allah SWT. Oleh karena itu, marilah perbanyak berdoa, dalam hal memberikan tulisan khusus doa sehari-hari. Para pembaca bisa langsung mengetik pada browser smartphone atau komputer Anda atau bisa juga klik di bagi para pembaca yang ingin doa-doa khusus bisa dengan cara buka kemudian ketikkan “jenis doa” ditambah kata Contoh Doa setelah shalat bermanfaat.
islamdigest. Nabi Muhammad Muslimah Kisah Fatwa Mozaik Kajian Alquran Doa hadist. Internasional. Timur tengah Palestina Eropa Amerika Asia Afrika Jejak Waktu Australia Plus DW. Ekonomi. Digital Syariah Bisnis Finansial Migas pertanian Global. republikbola.
Portal Bojonegoro – Sebagian orang bekerja dengan mencari nafkah sebagai seorang Tenaga Kerja Indonesia TKI dan Tenaga Kerja Wanita TKW di negeri orang. Para TKI atau TKW tersebut rela merantau demi mencari nafkah untuk keluarga hingga keluar negeri. Diantara Negara yang biasa didatangi para TKI atau TKW yaitu, Brunai Darusalam, Malaysia, Singapura, Taiwan, Korea, Arab Saudi, Jepang, Amerika, dan lain sebagainya. Baca Juga Arti dan Tafsir Mimpi Saat Makan Dan sebagai seorang TKI atau TKW, sebaiknya anda harus bisa membaca doa keselamatan serta doa agar disayang majikan, atasan, bos, atau manager. Doa tersebut sangat penting sekali, mengingat banyak sekali kejadian - kejadian yang sering terjadi, yang diluar apa yang diharapkan. Mereka yang ada di luar negeri yang bekerja sebagai TKI atau TKW telah meninggalkan sanak saudara, keluarga, anak, suami/ istri dan orang tua. Tentu menjadikan sebuah beban yang berat, namun hal tersebut mereka jalani mengingat penghasilan kerja diluar negeri yang lebih bisa diharapkan untuk memperbaiki nasib dan kehidupannya. Baca Juga Suara Tokek Yang Mengundang Firasat atau Keadaan
SEGERAAMALKAN!!!doa untuk membangkitkan tenaga dalam.assalamu'alaikum sedulur batiniyahuntuk kesempatan kali ini saya mengijazahkan doa untuk membangkitkan Antara Do’a, Usaha, Ikhtiar dan Tawakal Serta Penjelasannya – Ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tidak bisa engkau ubah, dan berusaha maksimallah terhadap ketetapan allah yang bisa engkau ubah dan serahkan sisanya kepada rabbmu, lalu berjalanlah di muka bumi dengan kepala tegak, maka yang di langit akan mencintaimu, dan di bumi akan menghormatimu. Ingatlah bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur, bekerja keraslah tapi jangan melanggar kehendak tuhan. Untuk lebih jelasnya silahkan simak ulasan Pengetahuan Islam berikut ini. Sesungguhnya manusia yang mendapatkan pertolongan dari Allah dengan beberapa sebab usahanya. Maka wajiblah ia melakukan usaha tersebut atau hendaklah ia mencurahkan segenap kemampuannya agar dapat mencapai tujuan yang dicita-citakannya. Do’a Adapun Doa terbagi menjadi dua antara lain yaitu Pertama, doa masalah دعاء المسألة atau doa permintaan. Maksudnya, seseorang berdoa kepada Allah Ta’ala dengan ucapan lisannya, meminta kepada Allah Ta’ala agar mendapatkan kebaikan yang dia inginkan atau agar terhindar dari suatu keburukan bahaya. Inilah pengertian doa yang banyak dipahami oleh kaum muslimin. Kedua, doa ibadah دعاء العبادة. Maksudnya, semua jenis ibadah yang kita lakukan pada hakikatnya adalah doa. Buktinya, kalau kita bertanya kepada seseorang yang beribadah kepada Allah Ta’ala, “Apa tujuanmu mendirikan shalat, berpuasa, menunaikan zakat, dan menunaikan hak-hak Allah Ta’ala?” Usaha Saat orang mencari pertolongan kepada Allah dengan di sertai berbagai usaha yang sekiranya dapat menyampaikannya kepada tujuannya, yakni dengan menempuh jalannya. Maka hal demikian itu wajib dilakukan olehnya. Namun, bila usaha-usaha manusiawinya ini sudah tidak memungkinkan lagi, maka pada saat yang demikian itu hendaklah, ia menyerahkan diri sebulat-bulatnya dengan menadahkan harapan kepada Allah SWT saja seraya memanjatkan do’a. فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ Artinya “Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebarlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia allah dan ingatlah allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” QS Al-Jumu’ah Ayat 10 . Ikhtiar Ikhtiar adalah salah satu upaya manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Sejatinya, keadaan hasil bergantung pada ikhtiar. Jika ikhtiar sekadar-sekadar’, sekadar pula hasilnya. Jika ikhtiarnya full power, percayalah hasil tidak akan membohongi. إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ Artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka.” QS ar-Ra’d 11. Tawakal Tawakal Arab توكُل‎‎ atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri pasrah dan ikhlas sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan. Definisi Tawakal Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, “Tawakkal adalah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram. Menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Jadi arti tawakkal yang sebenarnya — menurut ajaran Islam — ialah menyerah diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan. Doa Tawakal Arab, Latin dan Terjemahnya حَسْبِيَ اللهُ HASBIYALLAAHU Artinya Cukuplah Allah bagiku لَا إِلَـهَ إِلَّا هُوَ LAA ILAAHA ILLAA HUWA Artinya Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ALAIHI TAWAKKALTU Artinya Hanya kepada-Nya aku bertawakkal وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ WA HUWA ROBUL ARSYIL AZHIIM Dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ Artinya “Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.” QS. at-Taubah 129 Dengan bertawakal kepada Allah SWT, kita tentu lebih siap untuk menerima kenyataan. Mereka yang tidak tawakal, mungkin akan sangat kecewa dan bahkan mengalami stres berat ketika usaha dan doanya tidak atau belum terkabul. Ketika usaha dan doanya telah terkabul, tentu mereka akan bersyukur karena menyadari sepenuhnya keberhasilan itu berasal dari Allah SWT. Salah satu bentuk syukur itu adalah dengan tetap taat kepada Allah SWT yang disebut takwa. Itulah do’a yang dipanjatkan Rasulullah SAW kepada Allah, do’a yang penuh keimanan dan keyakinan bahwa Allah yang mengutusnya tidak akan menghina-dinakan dia. Dalam do’a ini pula tergambar bahwa Rasulullah SAW. telah mengerahkan segenap tenaga dan usahanya, namun yang ia jumpai hanyalah musuh dan orang pun semakin jauh. Karena itulah kemudian ia hanya melakukan hubungan ke langit saja. Allah mendengarkan keluh kesah Rasul-Nya, dan Ia hendak menyatakan kepadanya bahwa kebatilan yang terjadi di bumi itu tidak menjadikan terputusnya hubungannya dengan langit. “Bahkan Aku akan menggantikan untukmu”, kata Allah, “dari kebatilan bumi ini dengan kemuliaan langit, dan dari terasingan dari alam pergaulan Malaikat yang dilangit. Akan Aku perlihatkan kepadamu Ayat-ayat-Ku, akan Aku tunjukkan kepadamu kekuasaan-Ku, dan Aku tampakkan pula rahasia-rahasia kekuasaan-Ku di alam ini yang tidak ada satupun kekuatan dapat menampakkan kepadamu akan yang demikian itu. Sesungguhnya Allah yang telah memperlihatkan kepadamu ayat-Nya itu pasti mampu memberikan pertolongan kepadamu, dan Ia tidak akan meninggalkanmu. Hanya saja Allah membiarkanmu dulu agar engkau berusaha dan mencurahkan tenaga dalam menghadapi segala rintangan, agar dengan demikian engkau menjadi contoh teladan bagi ummatmu supaya mereka tidak pasif meninggalkan usaha dengan meminta pertolongan dari langit saja. Jadi terjadinya peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini adalah sebagai suatu karunia besar dari Allah setelah Nabi Muhammad SAW. menghadapi tantangan dan kehilangan penolong dan pembantu utamanya di bumi. Allah SWT hendak menjadikan perjalanan luhur ini bagi Rasul-Nya sehingga ia tetap menjadi orang terhormat, dan juga untuk menunjukkan bahwa mengganti apa-apa yang luput dari padanya dengan ganti yang lebih baik lagi, dan Malaikat-malaikat pun memberi hormat kepadanya. Setelah berjuang dengan susah payah menghadapi rintangan di muka bumi, dan akhirnya ia mendapat kekuatan yang baru lagi dengan izin Allah. Demikianlah ulasan tentang Antara Do’a, Usaha, Ikhtiar dan Tawakal Serta Penjelasannya. Keempat hal ini tak bisa dipisahkan dan harus dilakukan secara utuh setiap kali kita menginginkan sesuatu dalam hidup dan kehidupan ini. Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk melaksanakan hal tersebut. Amin… amin… ya rabbal alamin.

KumpulanDoa Doa Islam (Lengkap) - Beserta Arti dan Maknanya. Doa doa lengkap meliputi doa bangun tidur, doa bercermin, doa masuk kamar mandi, doa keluar kamar mandi, doa memakai pakaian, doa makan, dan doa doa lainnya akan dijelaskan dalam artikel ini. Doa-doa dalam artikel ini juga dilengkapi dengan tulisan arab, bahasa indonesia, beserta artinya.

Semua hal yang baik selalu memiliki banyak keutamaan khususnya dalam hal ibadah seperti shalat, haji, keutamaan bersedekah dan berbagai amalan baik lainnya. Dengan semakin mendalami dan belajar mengenai keutamaan, maka kita sebagai umat muslim akan selalu terpacu untuk melaksanakan banyak amal kebaikan dalam Islam. Pada ulasan kali ini, kami akan mengulas tentang keutamaan berdoa dalam islam yang bisa anda dapatkan. Peredam Murka AllahDoa merupakan cara terbaik untuk meredam murka Allah SWT, sebab Allah SWT sangat membenci hamba-Nya yang tidak pernah meminta pada Allah SWT dan akhirnya membuat Allah SWT jadi SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” HR. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini hasan Pengenalan Terhadap Allah SWT Yang BaikKegunaan berdoa berikutnya adalah sebagai bukti dari fungsi iman kepada Allah SWT dan juga sebagai sarana untuk mengenal Allah SWT dengan lebih baik dalam rubbubiyah, uluhiyah dan juga segala sifat-Nya. Doa yang dipanjatkan hamba pada Rabbnya memperlihatkan jika ia meyakini Allah dimana Allah SWT Maha Ghoni atau maha mencukupi, Maha melihat, Maha mulia, Maha mampu dan Maha pengasih sehingga sangat patut beribadah tidak pada selainnya. Tawakal Pada AllahDoa juga memperlihatkan bukti dari manfat tawakal seseorang pada Allah SWT karena disaat berdoa, maka seseorang meminta tolong pada Allah SWT sehingga ia sekaligus juga menyerahkan segala masalah dan kesulitan yang sedang dialami hanya pada Allah SWT dan tidak pada selain-Nya. IbadahTerkadang dalam kehidupan, kita seringkali tidak peduli dengan dia yang terjadi karena rasa percaya diri terlalu berlebihan atau sedang berada dalam kehidupan yang berkecukupan. Namun yang perlu diketahui adalah jika doa merupakan bagian dari SAW bersabda, “Doa adalah ibadah”, kemudian beliau membaca ayat, “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu”. [Ghafir 60]. Doa Merupakan Ibadah Paling MuliaPerlu diketahui jika doa merupakan hal yang paling mulia di mata Allah SWT dan tidak ada ucapan yang lebih mulia melebihi doa di sisi Allah SAW bersabda, “Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa”. [Sunan At-Tirmidzi, bab Do’a 12/263, Sunan Ibnu Majah, bab Do’a 2/341 No. 3874. Musnad Ahmad 2/362]. “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu“. [Al-Hujurat 13]. Menolak Takdir Allah SWT Doa juga merupakan hal baik yang dilakukan sebab bisa menolak takdir yang tidak bisa dilakukan dengan cara lain selain berdoa. Yang dimaksud dengan takdir disini adalah bergantung dari doa seperti berdoa agar tidak terkena musibah dan sebagainya.“Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa”. [Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306] Terhindar Dari BencanaMemanjatkan doa juga akan bermanfaat sebagai cara menghadapi musibah dalam Islam sebab doa seorang mukmin tidak mungkin ditolak. Namun, doa ini bisa ditunda dan digantikan dengan sesuatu yang jauh lebih maslahat dibandingkan yang diminta baik untuk di dunia maupun di akhirat.“Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku“. [Maryam 48] Menenangkan HatiDoa kepada Allah SWT merupakan salah satu cara agar hati tenang dalam Islam sekaligus mendapatkan faedah baik di dunia dan akhirat. Saat berdoa, maka suasana hati juga terasa lebih tenteram karena mengingat Allah SWT berfirman, “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” QS. Ar Ra’du 28. Menghilangkan Rasa Putus AsaDengan berdoa, maka perasaan putus asa dalam menghadapi masalah akan lenyap seketika dan lebih termotivasi untuk menghadapi cobaan di dalam hidup sekaligus tetap bersikap positif dalam menanggapi sebuah kegagalan sebab bahaya putus asa dalam Islam sangat berdampak buruk dalam kehidupan. Allah SWT menjadi tempat sandaran terbaik baik setiap hamba untuk bisa bangkit kembali dan Allah SWT sendiri juga sudah memberi jaminan untuk mengganti kegagalan yang sudah dialami dengan sesuatu hal yang jauh lebih baik. Memperlihatkan Keagungan Allah SWTSelain keutamaan berdoa dalam islam, berdoa juga memiliki fungsi untuk memperlihatkan keagungan Allah SWT pada setiap hamba-Nya yang lemah. Dengan berdoa, maka manusia menyadari jika hanya Allah SWT yang bisa memberikan kenikmatan, menerima taubat dan juga mengabulkan segala doa yang SWT berfirman, “Siapa yang memperkenankan [doa] orang yang mengalami kesulitan dan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi?. Apakah di samping Allah SWT ada Tuhan [yang lain]?, amat sedikitlah kamu mengingat-Nya”. [QS. An Naml 62].Belajar Rasa Malu Pada Allah SWTBerdoa juga akan mengajarkan rasa malu kita pada Allah SWT, sebab disaat Allah SWT mengabulkan doa yang dipanjatkan, maka seseorang akan merasa malu untuk mengingkari segala nikmat-Nya. Saat manusia ada di puncak keimanan sekali pun, maka seseorang yang rajin berdoa akan semakin dekat [taqarrub] untuk mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Meningkatkan TaqwaBerdoa sangat baik dilakukan sebagai cara meningkatkan iman dan taqwa pada Allah SWT. Dalam kehidupan terdapat lahir dan batin seperti halnya doa dan usaha dimana artinya doa yang dipanjatkan namun tidak diikuti dengan usaha, maka perbuatan ini adalah sia sia. Sebaliknya, usaha yang tidak diikuti dengan doa, maka kurang berkah sebab iman secara batin akan lebih sulit untuk dilihat dan yang terlihat hanyalah Kebaikan dan Menjauhkan Menolak KemadharatanDoa merupakan cara terbaik agar pintu rahmat bisa terbuka secara lebar dan Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang selalu meminta. Doa juga berguna terhadap sesuatu yang bahkan belum terjadi sehingga sangat baik untuk SAW bersabda, “Barang siapa diantara kalian telah dibukakan baginya pintu doa, pasti dibukakan pula baginya pintu rahmat, dan tidaklah Allah diminta sesuatu yang Dia berikan lebih Dia senangi dari pada diminta kekuatan.” Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “sesungguhnya doa itu bermanfaat baik terhadap apa yang terjadi maupun belum terjadi, maka hendaklah kalian berdoa.” [HR. At-Tirmidzi V/552]
Doaini terdapat dalam surat Ali Imran: 16. رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Artinya: "Ya Tuhan, sungguh kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka:" (QS. Âli 'Imrân: 16) This study aims to understand the terminology of science and work professionally in the community. Can know the urgency of knowledge in supporting work professionalism and its implementation in society according to the Koran, so that discussions about work professionalism do not always refer to the traditions of China, Singapore, Japan, and countries in the European continent. The method used in this paper is a qualitative method with the type of library research, then describes the terminology of science and work professionalism. Then we will analyze the interpretation of Surat al-Isra '36 from multiple interpretations. Results are ways that we can apply in all the work we do every day so that we can become professionals at work is to place ourselves according to our abilities and expertise at work based on academic qualifications or experience we have, obeying all values and religious norms, recognizing discriminatory attitudes or injustice at work, and avoiding all attitudes and actions that would bridge us to acts of corruption, collusion and nepotism Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MAGHZA Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora, IAIN Purwokerto Edisi Januari-Juni, Vol. 6, No. 1, 2021 DOI 47 Profesionalisme Kerja Dalam Al-Qur’an; Urgensi Ilmu dalam Menunjang Profesionalisme Sobirin Bagus Universitas Islam Malang Jln. Mayjen Haryono No. 193, Kota Malang, Jawa Timur Tutik Hamidah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jln. Gayana No. 50, Kota Malang, Jawa Timur tutikhamidah Abstract Abstract This study aims to understand the terminology of science and work professionally in the community. Can know the urgency of knowledge in supporting work professionalism and its implementation in society according to the Koran, so that discussions about work professionalism do not always refer to the traditions of China, Singapore, Japan, and countries in the European continent. The method used in this paper is a qualitative method with the type of library research, then describes the terminology of science and work professionalism. Then we will analyze the interpretation of Surat al-Isra '36 from multiple interpretations. Results are ways that we can apply in all the work we do every day so that we can become professionals at work is to place ourselves according to our abilities and expertise at work based on academic qualifications or experience we have, obeying all values and religious norms, recognizing discriminatory attitudes or injustice at work, and avoiding all attitudes and actions that would bridge us to acts of corruption, collusion and nepotism Keywords Al-Qur'an, Science, Work Professionalism Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk dapat memahami terminologi ilmu dan profesionalisme kerja ditengah masyarakat. Dapat mengetahu urgensi ilmu dalam menunjang profesionalisme kerja serta implementasinya ditengah tengah masyarakat menurut Al-Qur’an, sehinga pembahasan tentang profesionalisme kerja tidak selalu berkiblat pada trdisi Cina, Singapura, Jepang, dan negara-negara di benua Eropa. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian library research kemudian mendeskripsikan terminologi ilmu dan profesionalisme kerja. Kemudian akan menganalisa penafsiran Surat al-Isrā 36 dari multi tafsir. Hasilnya adalah cara yang bisa kita terapkan dalam segala pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari agar kita bisa menjadi seorang yang profesional dalam bekerja adalah dengan menempatkan diri kita sesuai kemampuan dan keahlian kita dalam bekerja baik berdasarkan kualifikasi akademis maupun pengalaman yang kita miliki, mentaati segala nilai dan norma agama, menjahui sikap diskriminatif atau ketidak adilan dalam bekerja, serta 48 menghindari segala sikap dan perbuatan yang akan menjembatani kita kepada tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kata kunci Al-Qur’an, Ilmu, Profesionalisme Kerja A. PENDAHULUAN gama Islam sebagai agama mayoritas di Republik Indonesia mempunyai aturan-aturan yang jelas disemua sendi-sendi kehidupan. Aturan-aturan tersbut menjadi pegangan hidup sepanjang masa. Baik sendi kehidupan secara idividu maupun kelompok karena belum mampu lepas dari perannya sebagi makhluk sosial. Dari sekian banyak bentuk sendi-sendi kehidupan sosial adalah dunia kerja. Kaitannya dengan dunia kerja, maka jauh sebelum adanya teori-teori Barat tentang profesionalisme maka Islam sangat menuntut pemeluknya untuk mempunyai semangat dan etos kerja yang tinggi. Salah satu bahasa yang digunakan dalam penyebutan istilah profesionalisme adalah ketekunan, dan kesungguhan itqān. yang mana istilah itqān ini lebih dikenal secara luas dengan istilah profesional. Dalam suasana seperti sekarang ini dengan adanya musibah Pandemi Covid-19 maka profesionalisme kerja harus tetap dilaksanakan dengan sebaik-baiknya walapun mungkin sebagian besar bekerja dari rumah. Profesionalisme dikenal dengan istilah “Al-Miḥnah” yang artinya pekerjaan dan “Al-Ḥirfaḥ” yang artinya pekerjaan. Kata ini dipergunakan untuk untuk menyebut pekerjaan yang menggunakan otot dan fisik sebagai tumpuan dalam bekerja Harefa, 2004. Pada kenyataannya saat ini adalah banyaknya orang yang bekerja dari berbagai macam bidang, baik itu terdapat di pemerintahan, politik, lembaga pendidikan, yayasan, dan lainnya sebagiannya tetapi belum memiliki ilmu yang mumpuni tentang pekerjaannya tersebut, apalagi setelah adanya otonomi daerah yang ditetapkan oleh pemerintah di Indonesia ini membuat semakin terbuka luas kesempatan bagi para petinggi daerah di sebagian wilayah untuk bersikap tidak adil seperti kolusi dan nepotisme, sehingga banyak kita temui para pejabat pemerintah yang memilih orang-orang terdekatnya untuk jadi pejabat ini dan itu, padahal kalau dinilai dari ilmu dan pengalamannya sangat tidak cocok dengan jabatan yang ia duduki, ia memilih dan menempatkan bawahannya dalam bekerja bukan karena ilmu dan keahlian lagi, tetapi karena hubungan kedekatan seperti tim sukses, saudara, atau orang terdekatnya. Berdasarkan pengematan peneliti bahwa profesionalisme sebagai pendidik perlahan mulai ditinggalkan, di SMK Nurul Hikmah misalnya, seorang guru PAI yang notaben spesialis guru pendidikan agama Islam mengajar TIK hanya karena bisa mengoprasikan komputer, atau dengan alasan pemerataan jam mengajar sehingga mengharuskannya untuk mengambil jam mengajar yang berbeda dengan latar belakang 49 pendidikannya. Hal seperti inilah yang masih sering kita jumpai dalam proses pembelajaran yang menyebabkan tidak efektif dan tidak efisiennya. Karenanya guru harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan evaluasinya Muhaimin, 2020. Fokus dalam tulisan ini adalah bagaimana urgensi ilmu dalam menunjang profesional kerja menurut Al-Qur’an dan bagaimana implementasi ilmu pengetahuan dalam menunjang profesional kerja?. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memahami terminologi ilmu dan profesionalisme kerja ditengah masyarakat. Dapat mengetahui urgensi ilmu dalam menunjang profesionalisme kerja serta implementasinya ditengah tengah masyarakat menurut Al-Qur’an, sehinga pembahasan tentang profesionalisme kerja tidak selalu berkiblat pada trdisi Cina, Singapura, Jepang, dan negara-negara di benua Eropa. Penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Subhan Nur dengan Judul Etos Profesionalisme Kerja Para Nabi dalam Al Quran. Dalam penelitiannya menggunakan metode penelitian kepustakaan. Kesimpulan penelitiannya adalah bahwa seorang Nabi dan Rasul juga bekerja disamping melakukan dakwah. Diantara pekerjaan yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul antara lain berternak, berniaga, dan bertenun. Dan diantara etos kerja yang dipopulerkan pada zamannya antara lain spiritualitas, integritas, komitmen, inovasi, dan keteladanan Nur, 2017. Dalam penelitian tersebut membahas tentang profesionalisme kerja yang dilakukan oleh para nabi terdahulu. Ini menjadi pendukung bahkan pembenaran untuk tidak selalu berkiblat pada trdisi Cina, Singapura, Jepang, dan negara-negara di benua Eropa, karena jauh sebelum zaman modern ini para nabi terdahulu telah mencotohkan profesionalisme dalam berkerja diberbagai bidang. Para Nabi terdahulu, menerapkan 5 poin dalam etos kerja / profesionalisme kerja, yaitu Integritas, komitmen, inovasi, keteladanan, dan spiritualitas. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Suriadi dengan judul Profesionalisme Guru dalam Perspektif Al-Qur’an. Hasil penelitiannya adalah segala macam jenis pekerjaan dan apapun profesi yang dimiliki oleh seseorang hendaknya mengedepankan profesionalisme. Kaitannya dengan Al-Qur’an maka profesionalisme guru di dalam Al-Qur’an diambil dari kata Alā makānatikum dan ala Syākilatiḥ”. Makna dari kedua kata tersebut menurut para mufassir yaitu kedudukan, derajat, tempat, keadaan, kemampuan, dan kedudukan Samsuri, 2018. Dengan demikian Al-Qur’an mengisyaratkan untuk bekerja dengan profesional. Penelitian penelitan diatas menitik beratkan penelitiannya pada profesionalisme kerja pada diri para nabi dan rasul, kemudian penelitian selanjutnya menitik beratkan pada profesi guru saja, dan tidak membahas pada profesi profesi yang lain. Namun lebih dari semua itu yang paling penting untuk menjadikan pembanding yaitu penulis lakukan 50 ini lebih pada pengimplementasian dari teori dalam Al-Qur’an kaitannya dengan profesionalisme kerja dalam konteks kekinian. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode Kualitatif. Menurut Bogdan dan tylor dalam moleong, Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati Riswadi, 2020. Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua macam pertama data dari tulisan ini adalah Kitab-Kitab Tafsir diantaranya Tafsir al-Misbah, Muyassarah, Tafsir Jalalain, Tafsir Depag, dan tafsir Ibnu Katsir. Kemudian didukung dengan hadits dan atsar sahabat / tabiin, serta buku buku tetang urgensi ilmu dan Profesionlisme kerja. Kedua, Data menegenai obyek penelitian yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian orang lain yang relevan atau literatur-literatur lain tentang konsep profesionalisme kerja. Pada proses pengumpulan data penulis menggunakan “library research” yaitu membaca, meneliti serta memahami buku-buku yang berhubungan dengan penelitian. Dalam pelaksanaannya peneliti akan mengumpulkan berbagai literature yang sesuai dengan permasalahan penelitian, Tafsir Kementerian Agama RI, Tafsir al-Misbah, Tafsir Muyassarah, Tafsir Jalalain,dan tafsir Ibnu Katsir. Kemudian didukung dengan hadits dan atsar sahabat / tabiin, serta buku buku tetang urgensi ilmu dan Profesionlisme kerja sebagai pedoman utama, kemudian peneliti mengorganisasi literature tersebut dari segi relevansinya dan kemutakhirannya yang dilihat dari taahun penelitian atau tahun terbitan literature tersebut. Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teknik deskripsi, narasi dan analisis. Data-data yang diperoleh dan sudah dikategorikan dalam penelitian ini dianalisis secara intens dengan menggunakan content analysis analisis isi, yaitu suatu metode yang biasa dimanfaatkan untuk penelitian yang bersifat normative untuk memperoleh gambaran jelas objek yang diteliti. Seperti yang diungkapkan oleh George dan juga Kraucer menyatakan bahwa content analysis kualitatif lebih mampu menyajikan nuansa dan lebih mampu melukiskan prediksi lebih baik Wijaya, 2019. Sesuai dengan metodologi di atas penulis akan mendeskripsikan terminologi ilmu dan profesionalisme kerja. Kemudian akan menganalisa penafsiran Surat Al-Isra 36 dari multi tafsir. Selanjutnya Menunjukkan hadits-hadits dan atsar sahabat yang terkait dengan penafsiran QS. Al Isra 36. Urgensi Ilmu dalam menunjang profesionalisme kerja Kelima merinci sub-sub pokok terpenting dalam menunjang profesionalisme kerja berdasarkan QS. Al-Isra 36. 51 B. PROFESIONALISME KERJA a. Ilmu Kata ilmu merupakan serapan dari bahasa Arab. Asal katanya dari kata Alima Ya’lamu, I’lman”. Kata Ilmu tersebut dapat difahami dengan istilah memahami, mengerti, dan mengetahui. Dan KBBI ilmu itu adalah pengetahuan tentang sesuatu menggunakan metode tertentu sebagai penjelasan tentang suatu bidang tertentu Poedjawijatna, 1991 Qurais Shihab menjelaskan bahwa kata ilmu berasal dari bahasa Arab yang menggunakan semua kata yang tersusun dari huruf-huruf ain, lam, mim  dalam berbagai berbagai bentuknya, adalah untuk menggambarkan sesuatu yang sedemikian jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan. Jadi, misalnya kata-kata “alamat /  alamat” yang berarti tanda yang jelas bagi sesuatu atau nama jalan yang mengantar seseorang menuju tujuan yang pasti. “Ilmu” demikian juga halnya, ia diartikan sebagai sesuatu pengenalan terhadap yang sangat jelas terhadap obyek sesuatu Shihab, 2002b. Ilmu dapat berupa perkataan yang memiliki berbagai macam makna. Maka diperlukan metodologi yang tepat untuk dapat memahaminya Gie, 1991. Imam Abu Hamid Al Ghazali mengkatagorikan ilmu menjadi tiga kategori. Yaitu, ilmu yang tercela secara mutlak, ilmu yang terpuji secara mutlak dan ilmu yang baik tapi tidak perlu berlebihan mempelajarinya yaitu yang berkaitan dengan ilmu fardhu kifayah Al-Ghazali, 2007. M. Quraish Shihab menjelaskan pengertian ilmu dalam bukunya bahwa alqur’an menggunakan kata ilm dalam berbagai bentuk dan arti sebanyak 854 kali sebagai proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan” Shihab, 2007. Ilmu lebih baik dari pada harta, oleh karena harta itu kamu yang menjaganya, sedangkan ilmu itu adalah yang menjagamu. Harta akan lenyap jika dibelanjakan, sementara ilmu akan berkembang jika diinfakkan diajarkan. Ilmu adalah penguasa, sedang harta adalah yang dikuasai. Telah mati para penyimpan harta padahal mereka masih hidup, sementara ulama tetap hidup sepanjang masa. Jasa-jasa mereka hilang tapi pengaruh mereka tetap ada/membekas di dalam hati Aziz, 2005. Selain pentingnya ilmu, para ulama kita juga memadukan ilmu dengan amal, fikir dan zikir, akal dan hati. Kondisi tersebut tampak jelas dalam contoh kehidupan para ulama kita, seperti Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Imam Bukhari. Al-Hakam bin Hisyam alTsaqafi mengatakan “Orang menceritakan kepadaku di negeri Syam, suatu cerita tentang Abu Hanifah, bahwa beliau adalah seorang manusia pemegang amanah yang terbesar. Sultan mau mengangkatnya menjadi pemegang kunci gudang kekayaan Negara atau memukulnya kalau menolak. Maka Abu Hanifah memilih siksaan dari pada siksaan Allah Ta’ala.” Al-Rabi mengatakan “Imam Syafii menghkatamkan Al-Qur’an 52 misalnya, dalam bulan Ramadhan, enam puluh kali. Semuanya itu dalam shalat.Al-Gazali, 1989 Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang bersifat ilmiyah pada bidang-bidang tertentu dan menjadi suatu cabang pengetahuan yang dengannya dapat mencapai suatu tujuan, baik melalui pendidikan formal ataupun melalui pengalaman yang mana hal itu menjadikan ia ahli dibidangnya. b. Profesionalisme Kerja Persaingan global hari ini mengharuskan adanya kompetisi antarindividu, organisasi, maupun lembaga-lembaga dengan segala macam jenisnya. Mulai dari lembaga pendidikan, lembaga ekonomi, lembaga negara, dan lain-lain. Tentu dengan persaingan persaingan yang kita hadapi saat ini dan semakin luas dan terbukanya persaingan maka dituntut profesionalisme yang baik. Begitu juga dengan bekerja maka dibutuhkan nilai nilai spiritual dan nilai nilai etika dengan sumber utamanya adalah hati nurani. Etos kerja inilah yang akan mampu mengantarkan menjadi seorang yang profesional, unggul, serta beetika sehingga mampu bersaingan dengan persaingan global. Dalam Kamus Besar Indonesia, profesionalisme mempunyai makna mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional. Menurut Syamsul Anwar Kata “profesi” berasal dari bahasa yunani prophaino yang berarti “menyatakan secara publik” dan di dalam bahasa latin disebut professio yang digunakan untuk menunjukkan pernyataan publik yang dibuat oleh seseorang yang bermaksud menduduki suatu jabatan publik Koehn, 2000. Kaum profesional dari berbagai bidang pekerjaan sekarang ini sudah merambah ke berbagai wilayah dunia, tidak terkecuali Idonesia. Karena itulah tuntutan akan etos kerja supaya membudaya ditengah tengah masyarakat Indonesia merupakan keharusan kalau ingin menjadi profesioanl dan unggul serta tidak menjadi penonton di negeri sendiri. Dan sebagai masyarakat yang beragama tentu tidak hanya dituntut untuk bekerja profesional saja tapi tetap dibarengi dengan menjunjung tinggi nilai etika, budi, dan moralitas dalam bekerja. C. ANALISIS PENAFSIRAN SURAT AL-ISRA 36 Tafsir Kementerian Agama RI Tafsir kementerian agama RI dikatakan bahwa Allah  memberikan rambu rambu kepada hambaNya supaya tidak melakukan perbuatan yang tidak ada dasarnya. Larangan disini mencakup ucapan yang bersumber dari hipotesis, bukan kebenaran yang hakiki. Allah berfirman 53    “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.Depag, 2011 Dan seperti tersebut dalam hadis   Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda “Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dustanya perkataan.” HR. Bukhari 5143 dan Muslim 2563 Tafsir Al-Misbah Tafsir QS. Al Israa 17 36. Oleh Muhammad Quraish Shihab Janganlah kalian ikuti, hai manusia, perkataan atau perbuatan yang kamu tidak ketahui. Jangan kamu ucapkan, "Aku telah mendengar," padahal sebenarnya kamu tidak mendengar, atau "Aku telah mengetahui," padahal kamu tidak mengetahui. Sesungguhnya, pada hari kiamat, nikmat yang berupa pendengaran, penglihatan dan hati akan dimintai pertanggungjawaban dari pemiliknya atas apa-apa yang telah diperbuatnya Shihab, 2002a Tafsir Jalalin Oleh Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi Dan janganlah kamu mengikuti menuruti apa yang kami tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati yakni kalbu semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya pemiliknya akan dimintai pertanggungjawabannya, yaitu apakah yang diperbuat dengannya As-Suyuthi & Al-Mahalli, 2003. Tafsir Ibnu Katsir Ali ibnu Abu Thalhah telah meriwayatkan dari Ibnnu Abbas yang mengatakan bahwa makna la taqfu ialah la taqul janganlah kamu mengatakan. Menurut Al-Aufi, janganlah kamu menuduh seseorang dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuan bagimu tentangnya. Muhammad ibnul Hanafiyah mengatakan, makna yang dimaksud ialah kesaksian palsu. Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah janganlah kamu mengatakan bahwa kamu melihatnya, padahal kamu tidak melihatnya, 54 atau kamu katakan bahwa kamu mendengarnya, padahal kamu tidak mendengarnya, atau kamu katakan bahwa kamu mengetahuinya, padahal kamu tidak mengetahui. Karena sesungguhnya Allah kelak akan meminta pertanggungjawaban darimu tentang hal tersebut secara keseluruhan. Kesimpulan pendapat mereka dapat dikatakan bahwa Allah SWT melarang mengatakan sesuatu tanpa pengetahuan, bahkan melarang pula mengatakan sesuatu berdasarkan zan dugaan yang bersumber dari sangkaan dan ilusi. Dalam ayat lain disebutkan jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. QS. Al-Hujurat [49] 12 Dalam hadis disebutkan seperti berikut Jauhilah oleh kalian prasangka. Karena sesungguhnya prasangka itu adalah pembicaraan yang paling dusta. Di dalam hadis shahih disebutkan Barang siapa yang berpura-pura melihat sesuatu dalam mimpinya, maka kelak di hari kiamat ia akan dibebani untuk memintal dua biji buah gandum, padahal dia tidak dapat melakukannya Katsir & Ismail, 2000. Di dalam kitab sunan Imam Abu Daud disebutkan hadis berikut Seburuk-buruk sumber yang dijadikan pegangan oleh sesorang ialah yang berdasarkan prasangka. Hadits dan Atsar Sahabat Selain Al-Qur’an dan Hadits terdapat juga beberapa atsar sahabat yang berkaitan dengan surat Al-Isra 36. Berbagai pendapat dari kalangan sahabat dan tabi’in mengenaii kandungan ayat tersebut antarai lain Hadis yang diriwayatkan oleh Syakal bin Humaid, ia berkata Saya mengunjungi Nabi Muhammad SAW., kemudian saya berkata, "Wahai Nabi, ajarilah aku doa minta perlindungan yang akan aku baca untuk memohon perlindungan kepada Allah. Maka Nabi memegang tanganku seraya bersabda, "Katakanlah,       "Aku berlindung kepada-Mu Ya Allah dari kejahatan telingaku, kejahatan mataku, kejahatan hatiku, dan kejahatan maniku zina”. HR. Muslim Ibnu Abbas berkata, "Jangan memberi kesaksian, kecuali apa yang telah engkau lihat dengan kedua mata kepalamu, apa yang kau dengar dengan telingamu, dan apa yang diketahui oleh hati dengan penuh kesadaran.” Qatadah berkata, "Jangan kamu berkata, "Saya telah mendengar," padahal kamu belum mendengar, dan jangan berkata, "Saya telah melihat," padahal kamu belum melihat, dan jangan kamu berkata, "Saya telah mengetahui," padahal kamu belum mengetahui.” 55 D. PENUNJANG PROFESIONALISME KERJA Setiap individu adalah makhluk pekerja. Karena dalam arti luas, makna kerja itu menunjukkan pada hampir semua aktifitas, tindakan, atau karya yang dilakukan manusia. Meskipun semua aktifitas yang dilakukan manusia termasuk sebuah pekerjaan maka para ahli organisasi mengelompokkan jenis pekerjaan, yaitu Pekerjaan fungsional, pekerjaan kepemimpinan, pekerjaan enterpeneur, pekerjaan negara, pekerjaan pribadi Santoso, 2012 Dilihat dari pengelompokkan diatas maka barang tentu jika dijabarkan lebih luas lagi maka akan lebih banyak lagi jenis pekerjaan lainnya dari setiap kelompok pekerjaan yang lima tersebut. Hati Nurani Sebagai Landasan Bekerja Hati nurani berfungsi sebagaimana dalam bukunya Ary Ginanjar Agustina menjelaskan setidaknya ada empat fungsi untama suara hati nurani dalam bekerja, yaitu 1 Sebagai nilai atau value uang mengarahhlan seseorangpada kebaikan dan kemuliaan. Karena suara hati nurani merupakan suara kebaikan dan kebenaran yang sudah ada di dalam diri setiap manusia menyertai proses kelahirannya, 2 Suara hati berfungsi sebagai pendorong atau drive perilaku manusia. Sura hatilah yang mendorong seseorang berbuat jujur, berbuat baik, mengasihi sesama, berlaku adil, dan sabar. Ternyata suara hati adalah nilai yang diidam-idamkan oleh manusia di seluruh dunia. Berdasarkan survei di lima benua, sifat CEO yang paling diidam-idamkan adalah jujur, adil, dan peduli. Ini adalah bukti bahwa manusia selalu rindu pada nilai-nilai kemuliaan. 3 Berfungsi sebagai makna atau meaning. Ketika seorang penjaga lintas rel kereta api ditanya, mengapa anda sanggup bekerja puluhan tahun sengan gaji yang kurang memadai? Degan senyum bahagia, ia mejawab, bahwa ia rindu dan bangga dengan pekerjaannya yang bertugas melindungi orang. Alasan-alasan yang berasal dari suara hati inilah yang membuat orang memaknaik hidupnya. 4 Suara hati adalah sumber dari kebijaksanaan atau wisdom. Mereka yang bertindak berdasarkan suara hati akan melahirkan tindakan yang bijaksana sesuai nilai-nilai hati nurani Santoso, 2012 Itulah mengapa pentingnya mendegarkan suara hati nurani dan menjadikanna sebagai landasan dalam menjalankan pekerjaan. Karena ketika seseorang mengikuti suara hati nuraninya dalam bekerja, maka suara hatinya aan menjadi pemimpin dalam setiap langkah dan aktivitasnya. Sehingga setiap langkah dan keputusan-keputusan penting yang diambil adalah keputusan yang benar sesuai dengan suara hati nurani. Jadi etos kerja terbaik adalah mendorong kita untuk menyadari pentingnya keberadaan suara hati, seingga semaksimal mungkin berusaha dapat mengikutinya dalam jalur kebaikan dan kemuliaan. 56 Karakteriskit Profesional Mendengar kata profesional mungkin banyak orang dapat membayangkan, tetapi belum tentu Semua orang dapat mendefinisikan artinya dengan jelas. profesional diartikan melakukan pekerjaan berdasarkan ilmu pengetahuan yang baik cermat dan juga cerdas sekalipun berlaku pada semua bidang, profesional lebih sering melekat pada dunia kerja dan dunia bisnis. Menjadi profesional yang sukses merupakan cita-cita setiap orang yang bekerja di dunia bisnis maupun berbagai bidang lainnya. sayangnya, paradigma umum Sebagian besar orang dalam mengukur kesuksesan masih lebih menekankan pada segi pencapaian materi, seperti mama jam penting memiliki jam tinggi, kekayaan pribadi, memiliki popularitas, dan sebagainya. materi memang bisa menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang Oma tetapi sesungguhnya belum menjamin untuk memampukannya meraih yang membawa pada kemuliaan. Kesuksesan dan dapat mengantarkan seseorang meraih kalau dan melemah nilai keut kekayaan harta dan menggunakannya untuk jalan yang Ridhoi Allah SWT. Profesional dapat memuliakan seseorang kalau mereka mampu mau memahami makna kesuksesannya dengan benar, meraihnya melalui cara yang benar. Menjadi profesional berarti kita dituntut Mampu memahami nilai kesuksesan, memperoleh melalui cara yang dibenarkan sesuai syariat dan menjadikan kesuksesannya bermanfaat lagi orang lain tidak jadi inilah profesional, sebuah cita-cita tertinggi kaum pekerja di dunia pada umumnya dan mungkin ini adalah cita-cita masyarakat termasuk penulis yang masih terus belajar usaha menjadi profesional. Karakteristik utama yang dimiliki kaum profesional yang penulis rangkum dari berbagai sumber informasi buku-buku bacaan dan pengalaman pribadi berinteraksi dan bekerja sama dengan para profesional di bidangnya masing-masing. Pandai membina hubungan, beberapa karyawan atau profesional yang memiliki karir Cemerlang pada umumnya mereka adalah pribadi yang pandai membina relasi Membangun hubungan mereka sangat menyadari tidak ada orang yang berhasil meraih sukses dalam karir bisnis dan kehidupan tanpa kerjasama dan mendapatkan dukungan dari orang lain. kebanyakan para profesional sukses yang penulis temui adalah orang-orang yang pandai ordinal relationship atau kerja mereka bukan hanya memiliki pergaulan yang luas dari berbagai kalangan melainkan juga pandai membangun kerjasama kreatif dan meraih dukungan dari orang lain. Inti profesionalisme antara lain berikut ini. 1 Sikap atau attitude, 2 Keterampilan atau Skill, 3 Pengetahuan atau Knowledge, 4 Motivasi atau Motivation, 5 Pengalaman atau Experience Santoso, 2012. Jadi, profesional di sini adalah memiliki kemampuan berupa pengetahuan dan keahlian yang mumpuni dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Dalam islam seorang dikatakan profesional bukan hanya telah memiliki kekuatan pengetahuan saja, tetapi harus 57 dilengkapi dengan kekuatan secara jasmani dan rohani. Kekuatan yang dimaksud di sini adalah kuat secara fisik dan kuat dalam keyakinan, berupa iman dan aqidah yang benar. Dengan demikian seseorang bisa mencapai tujuan bekerja yang sesungguhnya, yaitu “memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat”. E. URGENSI ILMU DALAM MENUNJANG PROFESIONAL KERJA MENURUT AL-QUR’AN Urgensi ilmu dalam menunjang profesional kerja menurut Al-Qur’an sangat menekankan arti penting amal dan kerja bagi manusia serta menganjurkan agar umatnya senantiasa bekerja dan berusaha secara sungguh-sungguh dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman, karena Islam mengkategorikan bekerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Begitu pentingnya bekerja bagi umat manusia, sehingga Allah memerintahkan hambaNya agar senantiasa bekerja dan berusaha setelah menunaikan kewajibannya berupa ibadah kepada Allah, QS Al-Jumu’ah ayat 10 Allah berfirman       “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” Ayat tersebut mengisyaratkan kepada manusia untuk selalu bekerja supaya kebutuhannya dapat terpenuhi dan bekerja ini juga tidak hanya sebatas bisa bekerja, tapi harus dilandasi dengan ilmu dan keahlian yang mumpuni dalam bidang pekerjaan yang dilakukan. Ilmu merupakan prioritas utama dalam islam. Dr. Yusuf Qardhawi menjelaskan dalam bukunya Fiqh Prioritas, “Ilmu itu harus didahulukan atas amal, karena ilmu merupakan petunjuk dan pemberi arah amal yang akan dilakukan.” dan hadits Mu'adz disebutkan, "ilmu, itu pemimpin, dan amal adalah pengikutnya" Qardhawi & Pengarang, 2012 Suatu amal atau pekerjaan harus dilakukan berdasarkan ilmunya, karena ilmu sangat penting dalam melakukan segala perbuatan, baik itu berhubungan dengan ibadah maupun muamalah. Ilmu yang dimaksud di sini tidak terbatas pada ilmu pengetahuan yang diperoleh berdasarkan kualifikasi akademis semata tapi juga ilmu pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman yang dilengkapi dengan soft skill yang mumpuni atau kemampuan seseorang berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain dan dirinya sendiri. Jadi, untuk menjadi seorang yang profesional harus mengilmui segala seluk beluk dari pekerjaan tersebut, tidak hanya sebatas tahu tapi benar-benar memahami secara 58 mendalam tentang pekerjaan itu. Apapun pekerjaannya, dimanapun tempatnya harus dilakukan berdasarkan ilmunya. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan pentingnya ilmu dalam menunjang profesional kerja sebagai berikut a. Melahirkan Rasa Tanggung jawab Bekerja dengan sungguh-sungguh berdasarkan ilmu dan keahlian masing-masing, Karena Allah memerintahkan hambaNya untuk bekerja sesuai kemampuannya dan melarang melakukan pekerjaan yang tidak memiliki pengetahuan atau keahlian dibidang itu. Dalam QS Al-Isra ayat 36 Allah berfirman    “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” Depag, 2011 Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan hambanya melakukan perintah dan menghindari segala keburukan “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” Janganlah berbicara sesuatu yang tidak engkau ketahui, dan jangan mengaku tahu apa yang tidak engkau ketahui. “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,” yang menjadi sarana untuk mengetahui “semuanya itu” dan segala bentuk sarana panca indra tersebut “akan diminta pertanggungan jawabnya” akan diuntut untuk mempertanggung jawabkan bagaimana pemiliknya menggunakannya Shihab, 2002a Ayat ini mengajak agar selalu berhati-hati, teliti, tekun, bijaksana, dan penuh tanggung jawab dalam memutuskan dan melakukan segala sesuatu. kalau kita sudah menyadari hal ini, bahwa semuanya akan kita pertanggungjawab di akhirat kelak maka kita juga akan melakukan segala sesuatunya di dunia ini dengan penuh tanggung jawab. b. Menjadikan Manusia Cerdas Dalam bekerja juga harus diawali dengan niat yang ikhlas dan kesungguhan hati, agar segala kemampuan yang dimiliki benar-benar bisa dikerahkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Apabila salah dalam mengawali suatu pekerjaan akan berdampak negatif tatkala mengalami benturan atau kegagalan dalam bekerja. Dengan bekerja sekuat tenaga dan sepenuh kemampuan yang berlandaskan niat yang ikhlas semua pekerjaan akan terasa mudah dan tidak akan menjadi beban ketika menjalaninya, hal ini akan membuahkan keberuntungan dan kepuasan yang sangat berarti. Dalam QS al-An’am ayat 135 Allah SWT berfirman   59 Katakanlah "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui, siapakah di antara kita yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya, orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapat keberuntungan” Depag, 2011 Dan Allah melarang manusia bekerja diluar kemampuan atau keahliannya, karena akan menimbulkan banyak kerugian daripada keuntungan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW  “Umar bin Abdul Aziz mengatakan Barang siapa yang beramal tanpa ilmu, maka akan merusak lebih banyak dari pada memperbaiki” HR Baihaqi Dengan demikian, ilmu dan keahlian sangat menentukan hasil dari pekerjaan yang dilakukan, keuntungan dan kerugian dalam bekerja ditentukan oleh kecerdasan manusia dalam memilih pekerjaan sesuai kemampuan, dan kesungguhan dalam melakukan pekerjaan tersebut. Ilmu memang sangat penting untuk dipelajari untuk memudahkan seseorang dalam melakukan segala pekerjaan yang dihadapi sehari-hari. Oleh karena itu, agar kita bisa menjadi seorang yang profesional dalam bekerja, diantara upaya-upaya yang bisa dilakukan sebagai berikut c. Mampu Mengaktualisasikan Diri dalam Bekerja Dalam memilih pekerjaan yang akan kita lakukan haruslah kita sesuaikan dengan kemampuan dan keahlian kita masing-masing, baik itu dari kualifikasi akademis maupun pengalaman yang kita miliki. Karena bekerja bukan hanya bertujuan untuk mencari pundi-pundi uang tapi lebih dari itu memberikan hasil yang terbaik kepada orang lain, lembaga, dan diri kita sendiri. Apabila hasil dari pekerjaan kita memuaskan tentu kualitas dari lembaga atau tempat kita bekerja akan menjadi lebih baik dan nama baik diri kita secara otomatis akan terjaga. Dalam hal ini teladanilah Nabi Yusuf yang menawarkan diri untuk bekerja sebagai bendahara pemerintah, karena memang ia mampu dan ahli dibidang tersebut. d. Mentaati dan Mengamalkan Nilai serta Norma Agama Dalam melakukan segala aktifitas kita tidak bisa berbuat semaunya saja. Apapun pekerjaan yang kita lakukan dan seberapa besar usaha yang kita upayakan hasilnya Allah yang akan menentukan, terkadang sesuai keinginan kita dan terkadang tidak. Oleh karena itu, kita harus selalu berhusnuzhan atas apa yang terjadi, karena semua yang ditetapkan Allah pasti ada hikmah dan kebaikan di dalamnya, kita harus selalu bertaqwa dan bertawakkal kepadaNya dalam keadaan apapun, selalu bertindak secara efektif dan efisien serta menjaga kedisiplinan dalam bekerja. 60 e. Menjauhi Sikap Diskriminatif Dalam bekerja hendaklah kita selalu menjaga sikap adil, apapun pekerjaan yang dilakukan dan dimanapun kita bekerja pasti akan berhubungan dengan orang lain, semua mereka ingin diperlakukan secara adil, jadi siapapun yang kita hadapi baik mereka keluarga, saudara, kerabat kita ataupun bukan hendaklah memperlakukannya secara adil. Kalau menempatkan pegawai dalam bekerja misalnya jangan dilihat dari sisi kedekatannya dengan kita tapi nilailah dari skill atau kemampuan yang dimilikinya dengan seadil- adilnya. f. Menghindari KKN Dalam melakukan suatu aktifitas apapun kita harus menyadari bahwa kita tidak terlepas dari pengawasan Allah SWT, CCTV Allah yang tidak pernah rusak, tidak habis-habisnya merekam dan memotret kita sepanjang waktu dan akan diperlihatkan setelah kita di yaumil akhir nanti. Jadi, kita harus menjaga dan menerapkan kejujuran sebagaimana Rasulullah yang bersikap siddiq dalam segala sesuatu sehingga digelari dengan al-amin. kita harus terbuka dengan semua pihak, korupsi bisa saja terjadi karena seringkali menyembunyikan sesuatu dari pihak lain, akhirnya meraih keuntungan sendiri dan menggelapkan harta orang lain. Sebagai orang islam kita tidak perlu memperkaya keluarga kita sendiri dengan cara kolusi dan nepotisme, bersyukurlah atas keluarga, jabatan, dan harta benda. Kalau jabatan sudah diserahkan kepada keluarga dan orang terdekat kita tentu orang lain akan menjadi penganguran saja, apalagi kalau orang yang kita pilih tidak memiliki ilmu yang mumpuni dibidangnya, maka kerugian secara beruntun yang akan terjadi. Oleh karena itu, pilih dan tempatkanlah bawahan secara adil atas dasar kemampuan dan keahliannya, bukan karena hubungan kedekatanya. Manusia mungkin bisa saja kita kelabui tapi Allah tidak akan lengah sedikitpun. Kita harus ingat bahwa tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme itu hanya akan merugikan diri kita sendiri karena kita telah berbuat zhalim terhadap orang lain, Allah juga telah menjelaskan bahwa orang yang zhalim itu tidak akan memperoleh keuntungan sedikitpun. F. KESIMPULAN DAN SARAN Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan dan keahlian sangat penting dalam melakukan segala pekerjaan agar tercipta suasana yang damai dan aman dalam dunia kerja sehingga melahirkan sikap-sikap terpuji dalam bekerja, memiliki kecerdasan secara spritual dan emosional, memilki sikap jujur dan terbuka dengan semua pihak. Adapun cara yang bisa kita terapkan dalam segala pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari agar kita bisa menjadi seorang yang profesional dalam bekerja 61 adalah dengan menempatkan diri kita sesuai kemampuan dan keahlian The Right Man on The Right Place kita dalam bekerja baik berdasarkan kualifikasi akademis maupun pengalaman yang kita miliki, mentaati segala nilai dan norma agama, menjahui sikap diskriminatif atau ketidak adilan dalam bekerja, serta menghindari segala sikap dan perbuatan yang akan menjembatani kita kepada tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Saran untuk penulis berikutnya bahwa belum banyak peneliti yang membahas tentang profesionalisme kerja kaitannya dengan ilmu sebagai penunjang prosesionalisme apalagi jika dikaitkan dengan tafsir Al-Qur’an. Sehingga diharapakan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih mendalam tentang profesionalisme kerja pendekatan hadis sehingga dapat menjadi kekayaan intelektual. G. DAFTAR PUSTAKA Al-Gazali, I. 1989. Ihya ’Ulum al-Din Cet. Ke 11. Jakarta CV. Faizan. Al-Ghazali, I. 2007. Ringkasan ihya’ulumuddin 1st ed.. Beirut Darul Kutub. As-Suyuthi, J., & Al-Mahalli, J. 2003. Tafsir jalalain. Surabaya Imaratullah. Aziz, A. Q. A. 2005. Keutamaan Ilmu dan Ahli Ilmu, terj. In Abu Abidah el-Qudsy. Solo Pustaka Al-’Alaq. Depag, R. I. 2011. Alqur’an dan Terjemahannya. In Jakarta Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsiran Al Qur’an. Gie, T. L. 1991. Pengantar Filsafat Ilmu Edisii Ked. Yogyakarta Liberty. Harefa, A. 2004. Membangkitkan etos profesionalisme. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Katsir, I., & Ismail, A. A. F. 2000. Tafsir Ibnu Katsir. In Bogor Bogor Pustaka Imam Asy-Syafi’i. Koehn, D. 2000. Landasan Etika Profesi Terj. Agus. Yogyakarta Kanisius. Muhaimin, R. M. 2020. Upgrade Kompetensi Guru PAI Dalam Merespon Pembelajaran Jarak Jauh Dimasa Pandemi Covid-19. AL-FIKR Jurnal Pendidikan Islam, 62, 75–82. Nur, S. 2017. Etos Profesionalisme Kerja Para Nabi dalam Al Quran. Jurnal Bimas Islam, 101, 65–100. 62 Poedjawijatna, I. R. 1991. Tahu dan pengetahuan pengantar ke ilmu dan filsafat. PT Rineka Cipta. Qardhawi, Y., & Pengarang, T. 2012. Fiqh Prioritas Sebuah Kajian Baru berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah. Jakarta Robbani Press. Riswadi, R. 2020. Kompetensi Profesional Guru Rumpun Mata Pelajaran PAI di Madrasah Ibtidaiyah MIN II Model Samarinda. SYAMIL Jurnal Pendidikan Agama Islam Journal of Islamic Education, 81, 35–61. Samsuri, S. A. 2018. Profesionalisme Guru dalam Perspektif Al-Qur’an. Lentera Pendidikan Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 211, 123–141. Santoso, E. J. 2012. Good ethos 7 etos kerja terbaik dan mulia. Jakarta PT. Elex Media Komputindo. Shihab, M. Q. 2002a. Tafsir Al-Misbah. Jakarta Lentera Hati. Shihab, M. Q. 2002b. Tafsir al-mishbāh Ilahi, Menyingkap Tabir. Jakarta Lentera Hati. Shihab, M. Q. 2007. “ Membumikan” Al-Quran fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat. Mizan Pustaka. Wijaya, H. 2019. Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori & Praktik. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this to improve the competence of Islamic religious. The formulation of the research problem is education teachers in responding to distance learning? The purpose of this study is to describe the improvement efforts made by Islamic religious education teachers to improve their competence. Second to analyze the dynamics of the implementation of teacher competency improvement. Third to provide positive suggestions and input for Islamic religious education teachers to improve their competence. The method used in this study is a qualitative research method with a literature review approach and books which are the main reference of this research are Munir's Book, Distance Learning Based on Information and Communication Technology, Bandung Alfabeta. The conclusion is that in an effort to improve the competence of Islamic religious education teachers, they formulate a strategic plan by paying attention to the objectives and utilization of learning resources, then carry out an interactive, inspiring and fun learning process. Then from these efforts, the Islamic religious education teacher responded by evaluating to be able to provide maximum results, in the distance learning process by increasing competence, designing distance learning devices, designing the implementation of distance learning, so that the evaluation can measure teacher competence. Islamic religious education in response to distance education to improve the quality of learning carried out remotely during the Covid-19 pandemic in the future. Riswadi RiswadiThis research aims to find out how professional teachers of Islamic religious education subjects in the MIN 2 Model Samarinda. This research uses an emics perspective, which is trying to understand, internalize, and describe the professional image of the teacher according to the phenomena and data, so it is also called the phenomenological fact. Data Collection techniques using observations, interviews and documentation, while the data analysis techniques to be used in this study, "descriptive analytic" and in qualitative research generally began since data collection, data reduction, data presentation, and withdrawal of conclusions or verification. The results of the study is that the teacher is quite professional on the grounds that from the 11 indicators that are determined most have been able to be mastered/implemented well that is able to master the teaching materials, able to understand and interpret the results of educational research for the purposes of teaching, able to manage teaching programs, able to use the media and learning resources, able to plan teaching programs, able to manage the interaction of learning teaching, mastering various methods of teaching, able to recognize and organize the administration of the school curriculum or learning administration, able to assess the achievement of students for the sake of teaching as well as the ability to master the education foundations, ability to know the functions and services of guidance and counseling that can not recognize children who have special characteristics and ability to manage classes Thus, the learning evaluation of teachers has the ability to assess students ' achievements for the sake of teaching. In this case the teachers of the most specific special PAI class in MIN 2 Model Samarinda have been able to assess well the proven list of values, group books, and analysis of the results are organized neatly and document the 'Ulum al-Din Cet. Ke 11I Al-GazaliAl-Gazali, I. 1989. Ihya 'Ulum al-Din Cet. Ke 11. Jakarta CV. Ilmu dan Ahli Ilmu, terjA Q A AzizAziz, A. Q. A. 2005. Keutamaan Ilmu dan Ahli Ilmu, terj. In Abu 'Abidah el-Qudsy. Solo Pustaka Al-' dan TerjemahannyaR I DepagDepag, R. I. 2011. Alqur'an dan Terjemahannya. In Jakarta Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsiran Al Qur' Filsafat Ilmu Edisii KedT L GieGie, T. L. 1991. Pengantar Filsafat Ilmu Edisii Ked. Yogyakarta etos profesionalismeA HarefaHarefa, A. 2004. Membangkitkan etos profesionalisme. Jakarta Gramedia Pustaka Etika Profesi Terj. AgusD KoehnKoehn, D. 2000. Landasan Etika Profesi Terj. Agus. Yogyakarta Profesionalisme Kerja Para Nabi dalam Al QuranS NurNur, S. 2017. Etos Profesionalisme Kerja Para Nabi dalam Al Quran. Jurnal Bimas Islam, 101, dan pengetahuan pengantar ke ilmu dan filsafatI R PoedjawijatnaPoedjawijatna, I. R. 1991. Tahu dan pengetahuan pengantar ke ilmu dan filsafat. PT Rineka Cipta.
Berikutlima keistimewaan mengulang doa dalam Islam. Semoga informasi ini bermanfaat ya. Baca juga: Doa Naik Kendaraan Laut beserta Latin dan Artinya, Yuk Amalkan! 5 Adab Berdoa dalam Islam, Dari Menghadap Kiblat dan Waktu yang Tepat; 7 Doa Pengantin Baru agar Lebih Berkah dan Harmonis
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ khasnya buat pembaca yang bergelar suami, Jika anda seorang suami atau lelaki bujang yang akan melangsungkan perkahwinan dalam waktu terdekat ini. Ataupun kategori suami yang lemah tenaga batin dimana "Angrybird" tidak beberapa kuat dan tahan lama. Pancut terlalu awal beberapa minit setelah baru berjimak. Eloklah baca dan amalkan doa ini serta lakukan senaman tenaga batin. Jadikanlah ayat di bawah ini sebagai amalan harian setiap kali selepas solat iaitu selepas daripada waktu berdoa. Kepada isteri-isteri yang suami mereka agak lemah tenaga batin itu elok diberitahu tentang doa ini untuk kebaikan bersama. Doa ini bermula dari "YURSILISSAMA''....hingga habis ayat 52. Setelah di bacakan ayat itu sebanyak tiga 3x. Maka ditiup pada kedua belah tapak tangan, kemudian ditepuk belakang pinggang sebanyak tiga kali. Maksudnya Dan wahai kaumku! Mintalah ampun kepada Tuhan kamu, kemudian kembalilah taat kepadaNya, supaya Dia menghantarkan kepada kamu hujan lebat serta menambahkan kamu kekuatan di samping kekuatan kamu yang sedia ada dan janganlah kamu membelakangkan seruanku dengan terus melakukan dosa! SENAMAN TENAGA BATIN. Bangun dari tidur pada waktu pagi sebelum melakukan solat subuh atau berus gigi. Elok dilakukan senaman harimau. Boleh buka link ini untuk lakukan SENAMAN HARIMAU. Insyaallah akan bertambah kekuatan tenaga batin dan dalaman suami anda dengan usaha berterusan ini. Berikhtiar juga seperti mengurut dengan tukang urut batin serta pemakanan yang sihat seperti pengambilan telor ayam kampung setengah masak dicampur dengan madu lebah asli untuk menyembuh penyakit dalaman. Berusahalah supaya isteri anda sentiasa mendapat nafkah batin yang mencukupi! Hanya Allah SWT Yang Maha Penyembuh. Wasallam. About Captain This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel. T2pg.
  • m5mctbumrj.pages.dev/190
  • m5mctbumrj.pages.dev/8
  • m5mctbumrj.pages.dev/77
  • m5mctbumrj.pages.dev/357
  • m5mctbumrj.pages.dev/22
  • m5mctbumrj.pages.dev/162
  • m5mctbumrj.pages.dev/134
  • m5mctbumrj.pages.dev/20
  • m5mctbumrj.pages.dev/338
  • doa tenaga dalam islam